3.599 Pelaku Premanisme Dibekuk

Tiga Ribu Enam Ratus Sembilan Puluh Sembilan Pelaku Premanisme Dibekuk dalam Operasi Berantas Jaya, 56 di Antaranya dari Ormas

Jakarta, 2023 — Operasi Berantas Jaya yang digelar oleh aparat kepolisian selama beberapa minggu terakhir menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sebanyak 3.599 pelaku premanisme berhasil diamankan dari berbagai wilayah di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 56 pelaku merupakan anggota dari organisasi masyarakat (ormas) tertentu yang kerap melakukan tindakan premanisme.

Operasi Berantas Jaya diluncurkan sebagai bagian dari upaya pemerintah dan aparat keamanan untuk memberantas praktik premanisme yang selama ini meresahkan masyarakat. Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah, dengan fokus pada wilayah-wilayah rawan aksi preman dan gangsterisme.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) dalam konferensi pers menyampaikan bahwa keberhasilan ini menunjukkan komitmen aparat dalam menegakkan hukum dan menjaga keamanan masyarakat. “Kami telah melakukan penangkapan terhadap 3.599 pelaku premanisme di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 56 di antaranya merupakan anggota ormas tertentu yang terlibat dalam berbagai aksi kekerasan dan pemerasan,” ujarnya.

Data yang dihimpun menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku premanisme ini terlibat dalam kegiatan seperti pemerasan terhadap pedagang kecil, pengancaman, serta kekerasan terhadap warga yang berusaha melawan aksi mereka. Bahkan, beberapa di antaranya diduga terlibat dalam kasus perampokan dan penganiayaan yang meresahkan masyarakat.

Selain menangkap pelaku, aparat juga menyita sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, alat kekerasan lainnya, serta dokumen yang menguatkan keterlibatan mereka dalam aktivitas ilegal tersebut. Operasi Berantas Jaya juga menyasar markas dan lokasi yang diduga digunakan sebagai basis kegiatan premanisme.

Masyarakat menyambut positif langkah tegas ini. Banyak yang merasa lega karena aksi premanisme selama ini sering mengganggu ketenangan dan keamanan mereka. “Saya jadi merasa lebih aman setelah operasi ini. Semoga aparat terus menjaga dan memberantas premanisme sampai ke akar-akarnya,” kata seorang warga di Jakarta Selatan.

Namun, di balik keberhasilan ini, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi. Beberapa pelaku yang diamankan didapati kembali aktif setelah proses hukum tertentu. Oleh karena itu, aparat berkomitmen untuk melakukan penindakan secara berkelanjutan dan melakukan rehabilitasi terhadap pelaku yang ingin kembali ke jalan yang benar.

Pengamat keamanan dan masyarakat berharap, operasi seperti ini tidak hanya bersifat sesaat, tetapi juga mampu memberikan efek jera dan mengurangi angka premanisme secara signifikan. Mereka juga menekankan pentingnya pendekatan sosial dan pencegahan agar premanisme tidak kembali tumbuh subur di tengah masyarakat.

Secara keseluruhan, keberhasilan penangkapan ini menunjukkan bahwa langkah tegas dan kerja sama lintas sektor sangat diperlukan dalam memberantas premanisme. Dengan terus meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh warga negara.

By admin

Related Post