Fadli Zon Pastikan Tidak Ada Eskalator

Fadli Zon Pastikan Tidak Ada Pemasangan Eskalator di Candi Borobudur

Dalam upaya menjaga keaslian dan keutuhan situs bersejarah Candi Borobudur, Fadli Zon, anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, menegaskan bahwa tidak akan ada pemasangan eskalator di kompleks Candi Borobudur. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap kekhawatiran masyarakat dan para pengamat budaya terkait rencana pengembangan fasilitas wisata yang dianggap dapat merusak keaslian candi yang telah diakui sebagai salah satu keajaiban dunia tersebut.

Candi Borobudur merupakan situs warisan dunia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Keberadaannya tidak hanya sebagai tempat ibadah dan situs keagamaan Buddha, tetapi juga sebagai simbol budaya dan sejarah bangsa Indonesia. Oleh karena itu, setiap upaya pengembangan atau penambahan fasilitas harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan memperhatikan aspek pelestarian.

Fadli Zon menegaskan bahwa pemerintah dan pihak pengelola tidak akan mengorbankan keaslian situs tersebut demi kenyamanan wisatawan. “Kami sangat memahami pentingnya menjaga keaslian Borobudur. Pemasangan eskalator atau fasilitas modern yang dapat merusak struktur dan estetika candi tidak akan dilakukan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pengembangan wisata harus berorientasi pada pelestarian dan edukasi, bukan hanya pada kemudahan akses semata.

Salah satu kekhawatiran utama terkait rencana pemasangan eskalator adalah potensi kerusakan struktur candi yang rapuh. Candi Borobudur dibangun dari batu andesit yang sudah berusia lebih dari sembilan abad. Penggunaan eskalator atau alat berat lainnya berpotensi menyebabkan getaran atau tekanan yang dapat mempercepat kerusakan struktur bangunan. Oleh karena itu, langkah-langkah konservasi yang ramah lingkungan dan tidak invasif menjadi prioritas utama.

Selain itu, pihak pengelola dan pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas lain yang tidak mengganggu keaslian situs, seperti peningkatan jalur akses, penambahan informasi edukatif, dan pengembangan wisata berkelanjutan. Mereka juga menegaskan pentingnya edukasi kepada pengunjung agar mereka memahami pentingnya menjaga situs ini sebagai warisan dunia yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.

Fadli Zon juga mengingatkan bahwa pengembangan wisata harus dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Ia mencontohkan bahwa pengelolaan wisata yang berlebihan dan tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan keaslian situs bersejarah. Oleh karena itu, kebijakan yang diambil harus berdasarkan kajian ilmiah dan konsultasi dengan para ahli konservasi budaya dan arkeologi.

Masyarakat dan para pelaku wisata juga diimbau untuk turut serta dalam menjaga Borobudur. Mereka diharapkan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak keaslian candi, seperti menempelkan stiker, menulis di batu, atau melakukan tindakan yang dapat merusak struktur. Kesadaran akan pentingnya pelestarian harus menjadi tanggung jawab bersama.

Dalam beberapa waktu terakhir, isu pemasangan eskalator di Borobudur memang menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan media. Banyak yang menyuarakan kekhawatiran akan dampaknya terhadap keaslian dan keberlangsungan situs ini. Pemerintah dan pengelola pun menegaskan bahwa mereka akan selalu mengedepankan prinsip konservasi dan pelestarian.

Sebagai salah satu situs warisan dunia yang paling terkenal di Indonesia, Borobudur harus dijaga dan dilestarikan dengan baik. Pernyataan Fadli Zon ini menjadi sinyal kuat bahwa langkah-langkah pengembangan akan dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab, tanpa mengorbankan keaslian dan keberlanjutan situs bersejarah tersebut. Dengan demikian, Borobudur akan tetap menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dan warisan dunia yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

By admin

Related Post